Dinkes Gresik Gelar Workshop Penanganan Darurat Ibu dan Bayi di Bawean

GresikSatu | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik bersama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menggelar workshop Peningkatan Kapasitas Pelayanan Kegawatdaruratan Ibu dan Bayi, pada Senin (16/10/2023).

Langkah strategis peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Pulau Bawean tersebut guna menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta berlanjut pada penurunan angka stunting di Kabupaten Gresik.

Materi yang diberikan yakni Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Kegawatdaruratan maternal merupakan kejadian berbahaya yang dapat mengancam jiwa akibat dari masalah kehamilan, persalinan, atau nifas. Contohnya adalah perdarahan, atau hipertensi pada kehamilan.

Sedangkan kegawatdaruratan neonatal merupakan kejadian yang mengancam jiwa bayi baru lahir usia 0-28 hari. Kasus kegawatdaruratan neonatal dapat berupa Asfiksia (Bayi lahir sesak/tidak menangis), atau Berat Badan bayi Lahir Rendah (BBLR).

Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah mengatakan hal ini sangat penting, lantaran penanganan dalam kondisi gawat darurat merupakan salah satu pelayanan yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan.

“Penanganan kegawatdaruratan bagi ibu dan anak menjadi pelayanan yang penting dalam layanan kesehatan. Pemerintah Kabupaten Gresik tidak pernah main-main dengan yang namanya kesehatan masyarakat. Sehingga sebisa mungkin dilakukan penanganan cukup di Bawean,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dr Mukhibatul Khusnah bersama seluruh tenaga kesehatan di Bawean mulai dari RSUD Umar Mas’ud, Puskesmas (Puskesmas Tambak dan Sangkapura), hingga klinik yang ada di Bawean.

“Karena diperlukan tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menangani kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Kita Pemerintah Kabupaten Gresik bersama FK Unair memassifkan kegiatan semacam ini, untuk menangani permasalahan kesehatan di Bawean,” terangnya.

Kondisi yang jauh dari Rumah Sakit induk, membuat para tenaga kesehatan di Bawean harus lebih sigap.

“Kita berharap AKI, AKB, dan prevalensi stunting di Kabupaten Gresik khususnya di Bawean bisa ditekan,” tuturnya. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres