Fakta Sejarah dibalik Objek Wisata Alun-alun Bandung

GresikSatu| Sejarah alun-alun Bandung, merupakan sentral dari pusat budaya Bandung. Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat, memiliki sejarah dan iklim tersendiri.

Faktanya alun-alun kota Bandung, yang kini menjadi objek wisata merupakan sentral dari pemerintahan jaman dahulu.

Sebagai objek wisata, alun-alun Bandung memungkinkan anda untuk mengakses berbagai wisata disekitarnya. Sehingga memudahkan pengunjungnya, untuk memilih tempat singgah selanjutnya.

Alun-alun Bandung adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah kota Bandung, untuk dinikmati oleh masyarakat.

Tempat yang terletak di jalan Asia-Afrika itu memiliki jam operasional, bisa dikatakan alun-alun Bandung terbuka 24 jam.

Bagaimana sejarah alun-alun Bandung, yuk simak penjelasan berikut:

1. Dari Balai Latihan Militer menjadi Alun-alun

Cikal bakal alun-alun kota Bandung adalah balai latihan militer, lalu menjelma sebagai balai kota Bandung yang di bangun pada zaman kolonial Hindia Belanda.

Pembangunannya pada 25 September 1810, sekaligus menjadi momentum pengangkatan bandung sebagai sentral kekuaasan Kabupaten Bandung.

2. Penempatan yang unik

Substansi alun-alun Bandung yang terdiri dari kantor, masjid, pasar, serta penjara memiliki falsafah tersendiri.

Keempat bangunan tersebut dinisbatkan dalam kehidupan manusia, penempatan ini biasa disebut omawallingarsitektur.

3. Alun-alun Bandung sebagai pusat dan pembatas.

Awalnya alun-alun kota Bandung di buat untuk menyesuaikan tipologi wilayah bandung, yang berpusat pada Keraton dengan perbatasan terluar yakni Gunung Tangkuban Perahu.

Pada zaman kerajaan dahulu alun-alun Bandung merupakan sekat, antara kehidupan keraton yang sakral dengan kehidupan rakyat biasa.

4. Tempat Bupati berpidato

Di zaman kolonial, saat bupati hendak mengumumkan sesuatu. Mereka akan menuju babancong, di alun-alun Bandung. Namun, tempat tersebut musnah di tahun 1930.

Babancong adalah sebuah bangunan khas zaman klasik, untuk menjadi pust perhatian. Bangunannya kecil ini berkapasitas 3-10 orang saja, tujuannya untuk menjadi pusat perhatian publik. Agar penyampaian berita dapat disaksikan, oleh orang-orang disekitarnya.

5. Pohon beringin dan keruntuhan Belanda

Pohon beringin seringkali di anggap sebagai identitas di suatu keraton, yang melambangkan kekuasaan.

Keberadaannya yang sakral menjadikan spirit tersendiri bagi masyarakat Bandung kala itu, Namun pihak belanda merampas keyakinan masyarakat dengan menamai kedua pohon beringin tersebut dengan nama ratu belanda.

Di tengah alun-alun kota Bandung terdapat dua pohon beringin yang di tanam pada 1898 saat Wilhelmina naik tahta, lalu saat Juliana naik tahta pada 1909.

Setelah kedua pohon tersebut mati dengan sendirinya di tahun 1942, masyarakat meyakini sebagai usainya penjajahan Belanda.

Sejarah alun-alun Bandung, memang penuh muatan zaman kolonial. Namun, objek wisata ini menjadi daya tarik tersendiri. Membuat banyak para wisatawan, terpikat dengan suasananya.

Alun-alun Bandung yang kini jadi objek wisata, merupakan satu dari warisan sejarah di Indonesia.

Reporter:
Abdullah Farkhan Baihaqi
Editor:
Ashadi Ihsan
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres