Filosofi Angkaan Molod Bungah Telur di Bawean: Lambang Kebahagiaan atas Kelahiran Nabi Muhammad

GresikSatu | Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menggugah hati masyarakat Bawean. Di Pulau Putri yang juga dikenal sebagai Pulau Bawean, tradisi pembuatan berkat keranjang yang didekorasi dengan bunga Telur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Maulid Nabi.

Di dalamnya, tersimpan beragam hidangan dengan nilai yang melampaui jutaan rupiah. Angkaan Molod tak lepas dari kehadiran Bunga Telur. Dalam konteks ini, Bunga melambangkan kebahagiaan, sementara Telur melambangkan kelahiran. Filosofi ini mencerminkan kegembiraan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Abdul Hamid, salah satu penduduk Desa Sawahmulya sekaligus seorang guru senior, menjelaskan bahwa Bunga Telur ini sebenarnya bukanlah bunga dalam arti konvensional. Ia adalah wadah berukuran besar yang berisi berbagai hidangan, termasuk Dodol Bawean, atau yang dikenal sebagai Bawean Jubede.

Di desanya, Angkaan Molod akan dilaksanakan pada hari Minggu mendatang, tetapi persiapan sudah dimulai sejak saat ini.

“Bunga Telur ini terbuat dari bambu yang membentuk wadah berukuran besar. Saat ini, masyarakat dapat memesannya langsung dari pengrajin. Mereka hanya perlu memasukkan berkat,” ucapnya, pada Kamis (28/9/2023).

Hamid menjelaskan bahwa setiap rumah biasanya membuat atau memesan Bunga Telur ini. Ketika hari perayaan tiba, Bunga Telur akan dibawa ke masjid atau musala untuk bersama-sama berdoa. Setelah acara selesai, Bunga Telur yang berisikan beragam hidangan akan dimakan bersama dan dibagikan kepada masyarakat.

“Di sini, terjadi pertukaran di antara warga. Itu adalah filosofi yang sudah berlangsung sejak dulu,” tambahnya.

Abdul Hamid mengakui bahwa Angkaan Molod biasanya dilakukan melalui sistem barter. Masyarakat bebas mengisi Bunga Telur sesuai dengan keinginan masing-masing.

“Saat ini, isi dari Bunga Telur dapat mencapai Rp 2 juta. Hidangan ini kemudian dimakan bersama-sama dan dibagikan. Ini adalah bentuk sedekah,” jelasnya.

“Ketika merayakan Angkaan Molod ini, masyarakat tidak memikirkan berapa banyak yang harus mereka keluarkan untuk membuat Bunga Telur. Yang pasti, isi dari Bunga Telur tersebut adalah bentuk syukur atas rezeki yang mereka terima. Masyarakat selalu berusaha membuat Bunga Telur yang lebih baik dari tahun sebelumnya,” tambahnya.

Tradisi serupa juga terjadi di perayaan Maulid Nabi di Desa Gunungteguh, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean. Masyarakat di sana juga akan merayakan Angkaan Molod pada hari ini, Kamis (28/9/2023).

Masyarakat di sana juga membuat Bunga Telur dengan berbagai hidangan yang beraneka ragam.

“Ini adalah cara masyarakat untuk menyatakan rasa syukur mereka,” kata Abdul Haris, Kepala Desa Gunungteguh. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres