Korban Tes Kenaikan Sabuk Pesilat Gresik, Ada Luka Tidak Wajar di Kepala

GresikSatu | Korban pengeroyokan sesama anggota perguruan silat, yang menimpa M Aditya Pratama, asal Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik, masih terus menyimpan luka dalam bagi keluarga. Kedua orang tua korban, Ngatrip (48) dan Suhartini (46) menyebut ada banyak luka yang tidak wajar di bagian kepala.

“Hasil dari radiologi di rumah sakit, ada beberapa luka tidak wajar di bagian kepala anak saya,” ungkap Ngatrip di rumah duka, Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik.

Dari hal tersebut, pihaknya mengaku belum tau persis kronologis pengeroyokan anaknya, yang berujung kematian. Pasalnya, pihaknya mendapati informasi, tentang anaknya sudah tidak sadarkan diri di Puskesmas. Lalu dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik.

“Saya hanya dapat informasi anak saya tidak sadarkan diri di Puskesmas. Setelah sampai di Puskesmas Minggu dini hari, (8/10/2023) lalu. Korban sudah langsung dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Saya bersama istri langsung menuju ke rumah sakit,” jelasnya.

Pihaknya menduga, bahwa kasus pengeroyokan ini tidak sedang melakukan tes kenaikan sabuk. Ini pasti ada faktor lainnya. Karena selama yang diketahui, tes kenaikan sabuk perguruan tidak sampai adanya tindakan pengeroyokan, dan tak sadarkan diri, hingga meninggal.

“Anak saya ini sangat loyal, begitu ada kegiatan perguruan pasti sering membantu memfasilitasi teman-teman anggota perguruan. Bahkan saat ada kegiatan di luar kota, juga membantu fasilitas kendaraan bagi teman-temannya, yang anggota perguruan,” paparnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengungkapkan, para pelaku sudah diamankan di Mapolres Gresik. 

“Para pelaku ditangkap tanpa ada perlawanan. Selanjutnya akan kami lakukan penyidikan lebih lanjut,” ungkapnya. 

Dari kasus ini, barang bukti yang diamanakan enam unit Handphone, dan pakaian milik korban. Para pelaku terancam pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres