GresikSatu | Keberadaan Desa Slempit, yang terletak di Kecamatan Kedamean, Gresik, memiliki sejarah yang erat dengan perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di Kota Pudak. Hal ini tak terlepas dari posisi strategis Gresik sebagai jalur perdagangan pada masa kolonial.
Ahmad Yusuf, seorang tokoh masyarakat setempat, menjelaskan bahwa secara etimologi, kata “slempit” berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna tersembunyi atau tak terlihat. Namun, makna ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya dari desa yang dihuni oleh sekitar 6 ribu jiwa tersebut.
“Istilah ‘slempit’ sebenarnya lahir dari kisah perjuangan pahlawan desa pada masa pemerintahan kolonial sebelum kemerdekaan. Penindasan yang dilakukan oleh penjajah justru membangkitkan semangat perlawanan,” ungkapnya pada hari Minggu (25/6/2023).
Ahmad Yusuf menambahkan bahwa para pahlawan tersebut berjuang dengan sepenuh hati dan tenaga. Tentunya, perang dan perlawanan yang mereka lakukan tidaklah tanpa strategi. Salah satunya adalah dengan menyimpan senjata jenis clurit dan sabuk di dalam sela-sela celana atau sarung. Cara ini dikenal dengan istilah “slempit”.
“Perjuangan mereka membuahkan hasil yang berhasil mengusir para penjajah, bahkan hanya dengan senjata sederhana,” jelas pria berusia 67 tahun tersebut.
Perjuangan heroik ini akhirnya mengakar dalam kesadaran masyarakat, sehingga Desa Slempit dipilih sebagai nama yang mengenang jasa para pahlawan tersebut.
“Kisah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap gigih dalam menjalani hidup, meskipun dalam keterbatasan,” ujarnya.
“Secara geografis, Desa Slempit memiliki potensi pertanian dan berada di jalur industri, karena dekat dengan pintu tol,” tambahnya. (faiz/aam)