Pengusaha Perumahan REI Gresik Bedah Rumah Warga Cerme Tak Layak Huni

GresikSatu | Ekpresi bahagia terpancar di wajah kedua pasangan suami istri (pasutri) Ahmad (43) dan Rani (43) saat rumahnya mendapatkan program bedah rumah, dari Real Estate Indonesia (REI) Gresik. Kedua pasangan ini tak henti-hentinya mengucapkan rasa terimakasih karena rumahnya kini dibangun kembali.

Selama ini, Ahmad dan istinya Rani menempati rumah seluas 4X12 dengan keadaan memprihatinkan. Rumah sederhana ini, sebelumnya dilingkari dengan dinding bambu, beratap genteng, dan berlantai tanah. Tak heran, jika hujan mendera air kerap masuk, membasahi isi ruangan rumah.

“Biasanya bocor kalau hujan. Alhamdulillah, ada orang yang membantu kami, jadi minimal kalau hujan aman dan rumah layak huni. Rumah ini saya tinggali dengan istri dan ketiga anak saya,” kata warga Desa Gedang Kulut, Kecamatan Cerme, Gresik, pada Jum’at (10/3/2023).

Ketua REI Gresik Widodo Feriyanto mengaku, organisasinya selalu berkomitmen membantu Pemkab Gresik, dalam pembangunan rumah tak layak huni. Rumah milik Ahmad dan Rani, merupakan satu diantara belasan rumah yang dibantu oleh REI dalam prgam bedah rumah.

“Sudah ada 15 rumah tak layak huni yang sudah kami bantu. Insya’allah akan terus belanjut,” terang Widodo kepada awak media.

Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan, rumah tak layak huni di Kabupaten Gresik mencapai 6 ribu lebih. Pemerintah sendiri sudah berupaya menganggarkan untuk program bedah rumah. Tahun ini saja, ada seribu rumah yang bakal masuk program bedah rumah.

“Jadi kami mendapatkan informasi dari masyarakat, ada salah satu rumah milik warga Gedang Kulut, yang tidak masuk program bedah rumah. Akhirnya saya menghubungi pihak REI, Alhmadulillah mereka bersedia membantu,” tegas wabup.

Organisasi penguasa perumahan REI Gresik dianggap Aminatun Habibah keberadaanya sangat membantu pemerintah. Diakui, setiap ada bencana rumah roboh, maupun bedah rumah, REI selalu di baris depan.

“Seperti dalam bedah rumah ini, kita gandeng REI karena kebutulan rumah bapak Ahmad ini tidak masuk program bedah rumah milik Pemkab. Padahal rumahnya sangat tidak layak huni,” bebernya.

Perlu dikethaui, bedah rumah tak layak huni milik Ahmad dan Rani ini, merupakan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan REI Gresik. Total anggaran untuk proses pembangunan rumah sendiri, berjumlah Rp 30 juta. Antara lain, Rp 20 juta dari REI Gresik dan Rp 10 Juta dari pemerintah desa setempat. (aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres