Terungkap, Motif Ayah Cabuli Anak Tiri di Gresik Gegara Sakit Hati Kepada Istri

GresikSatu | Pelaku ayah yang mencabuli anak tiri di Gresik, menemukan fakta baru. Motif yang dilakukan oleh pelaku berinisial MKU warga Gresik ini gegara sakit hati kepada istrinya. 

Hal tersebut disampaikan oleh pelaku saat press release di Mapolres Gresik. Dari pengakuannya pria berusia 29 tahun itu, mengaku sakit hati gegara istrinya sering merendahkan orang tua pelaku.

“Saya sakit hati merasa dihina oleh ibunya korban. Sejak kecil korban bersama orang tua saya. Lalu, korban minta mondok dan dikirim uang Rp 11 juta oleh ibu korban. Tapi ibu korban merasa kecewa, dan melontarkan postingan di Medsos yang dirasa melecehkan martabat orang tua saya. Seperti postingan uang segitu kok gak cukup masuk pondok,” ungkap pelaku saat di intogerasi, di Mapolres Gresik, Senin (3/7/2023). 

Selama bersama ibu korban, pelaku sudah menjalani rumah tangga nikah siri kurang lebih 4 tahunan. Dengan ditambah mengurus anak atau korban NNA di rumah pelaku. 

“Kini saya sudah talak ibu korban,” jelas MKU didampingi Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra, dan Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan. 

Selain itu, selama melarikan diri ke NTT. Pelaku juga berencana akan mempersunting wanita asal daerah tersebut. 

“Ke NTT mau urus surat pindah dan nikah bersama calon istri disana. Saya menyesal melakukan tindak pidana ini,” ujar Umam. 

Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana menyebut, pelaku ditangkap di rumah calon istrinya. 

“Pelaku Ditangkap di rumah pacarnya tepatnya calon istrinya di NTT,” ujar Kompol Erika Purwana Putra. 

Diberitakan sebelumnya, pihak keluarga korban telah melaporkan peristiwa tersebut pada 15 Juni lalu. Kasus kian mencuat pasca mendapat atensi dari Ganjar Pranowo melalui akun media sosial pribadinya. Dari keterangan korban, aksi cabul dari terlapor sangat tidak pantas. Yakni dengan memasukkan tangan kedalam baju dan celana korban, hingga memegang alat vital korban. 

Terlapor mulai melancarkan aksinya sejak ibu kandung korban memilih bekerja sebagai TKI di Malaysia. Terhitung pasca hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah satu kali, tiga kali pada Mei, dan satu kali pada Juni lalu.

“Korban sudah ditempatkan di rumah warga untuk mendapat perlindungan. Juga mendapat pengawasan oleh Dinas terkait,” ungkap M. Arif, salah satu pendamping korban. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres