GresikSatu | Penyakit Antraks mulai mewabah di Indonesia, semenjak kasus kematian akibat Antraks seluruh Kabupaten atau Kota melakukan antisipasi bahkan penutupan lalu lintas hewan ternak.
Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Kuman Antraks berpindah dan menyebar kemana saja melalui air, angin, serangga dan bahan-bahan lainnya yang telah tercemar kuman Antraks. Dampak terburuk penyakit ini dapat menyebabkan kematian mendadak pada ternak bahkan manusia.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro mengatakan Antraks biasanya menyerang pada hewan sapi, domba, kambing, dan burung onta. Bisa juga menyerang pada manusia.
“Ada 3 tipe Antraks pada manusia yaitu tipe kulit, ditunjukkan dengan gejala bisul pada kulit yang luka, lalu tipe pernafasan bila penularan melalui saluran pernapasan, dan tipe pencernaan bila ada daging positif Antraks yang dikonsumsi,” ungkapnya, Jum’at (14/7/2023).
Daging sapi yang terinfeksi Antraks tentu saja tidak boleh dikonsumsi, karena penularan wabah tersebut bukan hanya melalui percernaan namun juga pernafasan dengan menghirup spora Antraks di tanah.
“Jika pada saluran pernafasan dapat menimbulkan sesak pada bagian dada hingga kesulitan bernafas,” tuturnya.
Di Kabupaten Gresik belum ditemukan indikasi penyakit Antraks, terakhir ada di Kabupaten Gunung Kidul. Namun eko tetap melakukan antisipasi tindakan pencegahan agar wabah ini tidak sampai bertamu di Gresik.
“Pencegahan yang bisa dilakukan dengan membatasi lalu lintas ternak dari daerah wabah, desinfeksi lokasi pasar dan kandang, serta upaya terakhir dengan vaksin (bila diperlukan),” terangnya.
“Saran dari Distan Gresik untuk warga jangan konsumsi sapi mati, lapor petugas bila ada ternak mati mendadak, dan jangan membeli sapi dari daerah yang terjangkit wabah Antraks,” imbuhnya. (ovi)