Korban Pengeroyokan di Gresik Trauma Masuk Sekolah, Masih Ingat Ancaman Pelaku

GresikSatu | Korban pengeroyokan siswa di Kecamatan Driyorejo, masih trauma dan tidak mau bersekolah. Korban BAP masih teringat ancaman pelaku.

Hal tersebut disampaikan oleh Ayah korban, Aris Pujianto (45) warga Surabaya, yang domisili di Desa /Kecamatan Menganti, Gresik. Anak berusia 16 tahun itu, masih trauma tidak mau bersekolah, bahkan minta pindah domisili ke Surabaya. 

“Anak saya masih ingat pesan pelaku yang megancam dengan kata-kata, “Mene koen tak entek o mane” (besok kamu tak habisi lagi),” ungkapnya, Selasa (3/10/2023). 

Menurut dia, pihaknya sempat meminta tanggung jawab ke sekolah, Rabu pagi (8/9/2023). Sebelum melaporkan kejadian ke Polres Gresik. Namun, pihak sekolah seakan-akan menyalahkan korban. 

“Pihak sekolah tidak mengakui anak saya dipukul. Hingga akhirnya saya lapor ke Polres Gresik,” tandasnya. 

“Polisi sementara belum ada yang datang, guru sekolah pun tidak ada. Anak saya sudah trauma. Sejak setelah kejadian tersebut, langsung tidak mau sekolah dan mau pindah sekolah, bahkan domisili,” tambahnya. 

Sebelumnya diberitakan, kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi di Kabupaten Gresik. Kali ini, pelajar kelas I SMK di Kecamatan Driyorejo, Gresik menjadi korban pengeroyokan sesama siswa sekelasnya. 

Peristiwa pilu tersebut, bermula pada hari Sabtu (2/9/2023) lalu, saat jam sekolah korban BAP sedang bercanda dengan teman sekelasnya. Lalu, korban usia 16 tahun itu, iseng menyembunyikan sepatu milik K, siswi perempuan satu kelas dengan korban.

Setelah jam pulang sekolah, sepatu pun akhirnya dikembalikan oleh korban. Dari sanalah, pemicu kekerasan datang. Karena merasa tidak terima, K melaporkan kejadian tersebut kepada kekasihnya. Karena memang K sering antar jemput oleh kekasihnya. Hingga korban pun dilakukan pengeroyokan oleh teman sekelasnya, serta pacar dari K. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres