Seminar Kopri PC PMII Gresik, Perempuan Dituntut Jadi Pemimpin Perubahan

GresikSatu | Kopri PC PMII Gresik menggelar Talkshow bertajuk Perempuan dan Kepemimpinan Gresik masa depan di Pondok Pesantren Modern Al Miftah, Desa Mojopuro Wetan, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, pada Rabu (5/7/2023).

Analisis gender dalam kepemimpinan perempuan sering mengalami perdebatan panjang, internalisasi kolonialisme yang menolak kepemimpinan perempuan mengakibatkan degradasi kader sehingga terjadi kemorosotan baik kualitas maupun kuantitas.

Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Jawa Timur, Zumrotun Nafisah mengatakan kondensasi dinamika perjalanan perempuan untuk mewujudkan cita-cita sosial dilakukan melalui wacana dan pembekalan sesuai kebutuhan, agar dapat berjalan berkelanjutan.

“Kita lahir dari latar belakang dan orientasi yang berbeda, tapi tetap harus memupuk resource (SDM) menjadi kekuatan. Menghadapi bonus demografi tahun 2045, dibutuhkan pembekalan diri kemudian regenerasi kader,” katanya.

Kepemimpinan perempuan setelah mendapat bekal yang cukup menjadikan keterwakilan perempuan bukan hanya sekedar partisipan, melainkan representatif suara perempuan.

“Di tengah distorsi pemikiran, Kopri juga tidak ingin kalah gerbong. Bingkai kesetaraan gender dalam wacana perempuan sudah ada dan tertulis dalam sejarah panjang, dalam Tri Buana Tunggal Dewi kerajaan Majapahit pernah tidak perlu lagi berkutat pada pertanyaan mampukah perempuan?,” tuturnya.

Sementara itu narasumber lain, Komisi II Anggota DPRD Gresik, Syahrul Munir mengungkapkan secara definisi, ada 2 artian kepemimpinan yaitu manajemen organisasi dan pemimpin itu sendiri. 

“Pada era saat ini, sudah terbuka ruang-ruang publik untuk perempuan. Stereotip perempuan hanya sebatas objek dalam pembangunan bahkan tergeser menjadi subjek responsif mewujudkan perubahan,” jelasnya.

Kesadaran individu akan adanya perubahan, perlahan mengikis budaya patriarkal sehingga menempatkan aspek kepemimpinan perempuan dalam posisi yang setara.

“Setelah masuk dalam post strategis, ia akan memberi pengaruh keterwakilannya mewujudkan misi egaliter. Baik dalam elektoral, media massa, eksekutif, legislatif, maupun yudikatif,” jelasnya. (ovi/aam) 

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres